Manusia adalah makhluk social yang melakukan hubungan dengan individu lainnya, karena ada dorongan dan motif sosial. Antara lingkungan dan individu terjadi interaksi satu dengan yang lainnya, sehingga perilaku individu tidak dapat lepas dari lingkungan
Hubungan manusia dengan lingkungan meliputi:
- individu dapat bertentangan dengan lingkungan
- individu dapat menggunakan lingkungan
- individu dapat berpartisipasi dengan lingkungan
- individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
Kehidupan manusia dalam lingkungan mempunyai dua fungsi yaitu sebagai subjek dan objek. Melalui dua fungsi ini timbullah kemajuan-kemajuan dalam hidup bermasyarakat, karena apabila manusia hanya sebagai objek maka hidupnya tidak mungkin dapat lebih dari benda mati atau hanya sebagai subjek maka manusia tidak akan mungkin dapat hidup bermasyarakat (tidak bisa bergaul dengan makhluk lain), sebab pergaulan baru bisa terjadi jika ada give and take antar anggota masyarakat.
Dari penjelasan diatas maka jelas bahwa individu dan masyarakat tidak dapat dipisahkan dan selalu berinteraksi satu dengan yang lain. Bonner merumuskan
“Interaksi social adalah suatu hubungan antar individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki yang lain dan sebaliknya”.
- Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi social
a) Faktor Imitasi
Diuraikan oleh Gabriel Tarde, ia beranggapan bahwa seluruh kehidupan social itu sebenarnya berdasarkan pada factor imitasi atau dorongan untuk meniru orang lain. Bahkan masyarakat itu baru menjadi masyarakat sebenarnya apabila manusia mulai mengimitasi kegiatan manusia lainnya. Pendapat tersebut sukar untuk diterima karena Imitasi bukanlah satu-satunya factor yang mendasari interaksi social, ada factor lain yang berperan. Imitasi tidak terjadi secara otomatis, bagaimana orang dapat mengimitasi sesuatu kalau orang yang besangkutan tidak punya sikap menerima terhadap apa yang diimitasi itu. Maka untuk mengimitasi perlu adanya sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu. Contohnya: factor imitasi dipakai dalam prilaku (mode-mode)
b) Factor Sugesti
Sugesti adalah pengaruh psikis, baik yang dating dari diri sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik terlebih dahulu dari individu yang bersangkutan.
Sugesti terbagi menjadi dua dan kedua sugesti tersebut memiliki perannya masing-masing, yaitu:
v Auto sugesti (sugesti yang datang dari dalam diri individu sendiri), contohnya: seseorang merasa sakit-sakitan padahal secara objektif ia tidak sakit
v Hetero-sugesti (sugesti yang datang dari orang lain), didalam psikologi social sugesti ini yang paling menonjol. Dalam kehidupan social banyak individu menerima sesuatu cara, pedoman, pandangan, norma dan sebagainya tanpa adanya kritik terlebih dahulu terhadap apa yang diterimanya.
Contohnya: dalam bidang perdagangan, orang mempropagandakan dagangannya sedemikian rupa hingga tanpa berfikir lebih lanjut orang termakan propaganda itu, dan menerima saja apa yang diajukan oleh pedagangan yang bersangkutan, keadaan semacam itu banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
WHY Orang dapat dengan mudah menerima sugesti???
I. Sugesti akan mudah diterima orang lain bila daya kritik seseorang mulai berkurang.
Contoh: bila seseorang dalam sebuah rapat yang panjang dan melelahkan maka akan timbul keengganan untuk berfikir dan dengan mudah menerima pendapat orang lain.
II. Sugesti akan mudah diterima orang lain bila kemampuan berfikirnya telah terpecah-pecah (dissosiasi)
Contoh. Orang berada dalam kebingungan dan jiwanya tidak menentu karena penyakit yang ia derita tidak sembuh-sembuh dan telah berobat ke dokter tapi tidak kunjung sembuh, maka pada saat isu dukun Ponari merebak, dengan cepat orang-orang berbondong mendatanginya)
III. Sugesti akan mudah diterima orang lain bila materinya mendapat dukungan dari orang banyak (Sugesti Mayoritas)
Contoh: orang akan merasa terasing bila tidak ikut menerima sebuah pendapat yang telah didukung oleh orang banyak.
IV. Sugesti akan mudah diterima bila yang memberikan materi adalah orang yang mempunyai otoritas
Contoh: orang yang membeli obat dari anjuran teman akan lain penerimaannya dengan orang yang memberi obat dari anjuran langsung dari dokter (orang yang sesuai bidangnya)
V. Sugesti akan mudah diterima bila orang yang bersangkutan telah ada pendapat yang mendahului dan searah.
Contoh: bila dalam diri individu ada pendapat yang masih bersifat samar-samar lalu kemudian ada pendapat yang sana yang membenarkan pendapat tersebut. (bila kita beranggapan bahwa pemutih wajah A itu bagus untuk wajah tetapi masih ragu-ragu tetapi setiap hari dia melihat iklan pemutih wajah di TV yang menarik, maka dia akan lebih merasa yakin dan tertarik).
c) Faktor identifikasi
Identifikasi adalah dorongan untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain. Factor ini dikemukakan oleh Freud yang menjelaskan bagaimana anak mempunyai norma-norma social dari orang tuanya, yangd apat dilihat dengan 2 cara, yaitu:
v Anak mempelajari dan menerima norma-norma social itu karena orang tua dengan sengaja mendidik anak-anaknya dengan norma-norma social, agama, mana yang baik dan yang buruk, mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak.
v Kesadaran akan norma-norma yang diperoleh anak dengan jalan identifikasi dari ayah dan ibunya, maka peran orang tua sangat penting bagi proses identifikasi.
Jadi, apa yang dilakukan orang tua akan dilakukan pada perilaku sehari-hari anak, tapi setelah anak beralih kesekolah maka yang dijadikan identifikasi sang anak adalah guru atau orang yang dihormati atau yang dianggap ideal.
d) Faktor simpatik
Simpati timbul bukan karena logika rasional tetapi karena emosi dan perasaan. Dalam simpati orang tertarik dengan orang lain seakan berjalan dengan sendirinya. Dengan simpatik akan timbul rasa saling pengertian yang mendalam, maka interaksi social yang didasarkan pada simpatik akan jauh lebih mendalam bila dibandingkan dengan interaksi atas dasar sugesti dan imitasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar