AAA

Doa kan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah saat ini, dan ulurkan tanganmu untuk meringankan beban mereka.

Jumat, 10 Desember 2010

KELOMPOK KERJA

1.      Makna Dan Fungsi Kelompok
Ditinjau dari persepsi kita sebagai anggota kelompok, kelompok kita nilai baik jika memberikan makna bagi diri kita, jika kelompok kita rasakan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan kita. tetapi sebaliknya, kita akan mengundurkan diri sebagai anggota kelompok, jika kelompok kita rasakan tidak memuaskan dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dan harapan kita. ini berlaku untuk setiap kelompok dimana kita menjadi anggota, tidak hanya berlaku bagi kelompok kerja kita.
Apa saja fungsi kelompok sehingga dapat dirasakan bermakna bagi tenaga kerja dan apapula fungsinya yang bermakana untuk keseluruhan organisasinya???

1.1  Fungsi kelompok bagi anggotanya
a.      fungsi kelompok sebagai pemenuhan kebutuhan para anggotanya
Kelompok dapat mengurangi rasa ketidakamanan, ketidakpastian. Kelompok juga dapat memenuhi kebutuhan akan afiliasi dan keinginan untuk berhubungan dengan orang lain, akan merasa diperhatikan dan diterima oleh kelompok. Kelompok juga memberikan status sosial bagi dirinya dan kelompok juga memberikan pemenuhan kebutuhan akan kekuasaan. Kebutuhan untuk berprestasi dapat ditimbulkan dan dipenuhi oleh kelompok karena kelompok dapat merangsang anggotanya untuk mencapai prestasi yang bermutu dan dapat memenuhi keinginan mereka untuk dapat berprestasi yang tinggi.
b.      Fungsi kelompok sebagai pengembang, penunjang dan pemantap dari identitas dan pemelihara dari harga diri.
Dalam kelompok kerja, anggota kelompok memperoleh identitasnya dari kelompok kerjanya. Anggota kelompok kerja memperoleh identitasnya dari bidang kelompok kerjanya, lalu dikembangkan berdasarkan tugas pekerjaannya untuk menunjang dan memantapkan identitas setiap anggota kelompoknya. Selanjutnya identitas anggotanya memelihara harga diri mereka.
c.       Fungsi kelompok sebagai penetap dan penguji kenyataan atau realitas sosial
Misalnya: beberapa tenaga kerja menganggap pemimpin mereka merupakan orang yang keras dan menuntut terlalu banyak dari tenaga kerjanya, maka anggapan tersebut dianggap sebuah realitas bagi anggota kelompok lainnya dan bertugas mencari stategi bagaimana menghadapinya.
d.      Fungsi kelompok sebagai mekanisme pemecahan masalah dan pelaksanaan tugas.
Setiap tenaga kerja dalam melaksanakan tugas pekerjaannya akan menemui kesulitan, menemui masalah yang bersifat perorangan dapat juga yang bersangkutan dengan pelaksanaan tugas oleh seluruh kelompok. Kelompok dapat membantu mencari pemecahan masalah dengan mencari data yang diberikan untuk alternative pemecahan

1.2  Fungsi kelompok bagi organisasi
Untuk dapat memberikan sumbangannya dalam rangka pencapaian sasaran kelompok kerja dan sasaran keseluruhan organisasi serta daalm usaha merelaisasi misi perusahannya, maka kelompok dapat berfungsi sebagai:
a.      Fungsi kelompok sebagai pelaksana tugas yang majemuk dan saling tergantung
Ada tugas yang dapat diselesaikan oleh satu orang, tetapi cukup banyak tugas yang majemuk, yang tidak dapat terpecah-pecah dalam beberapa tugas. Contoh: kelompok pengebor minyak, masing-masing anggota kelompok mempunyai tugasnya masing-masing yang saling tergantung.
b.      Fungsi kelompok sebagai mekanisme pemecahan masalah
Dalam mengahdapi sebuah masalah, jika masalahnya membutuhkan pengolahan yang majemuk, interaksi antar anggota yang memiliki informsi yang berbeda-beda serta membutuhkan pertimbangan yang cermat maka pemecahan amsalah secara kelompok akan memberikan penyelesaian yang paling baik.
c.       Fungsi kelompok sebagai penghasil gagasan baru dan jawaban kreatif
Kelompok merupakan wadah untuk dapat menghasilkan gagasan yang baru dan kreatif. Para anggota kelompok saling merangsang dalam memberikan gagasan dan jawaban atau penyelesaian masalah yang kreatif.
d.      Fungsi kelompok sebagai pelancar dari pelaksnaan keputusan yang majemuk
Jika telah diputuskan datu keputusan yang majemuk, misalnya telah diputuskan sutu bank akan membangun gedung baru, maka akan bermanfaat bila dibentuk kelompok yang terdiri dari tenaga kerja dari berbagai macam divisi dari bank tersebut untuk merencanakan pelaksanaan dan pemantauan keputusan tersebut
e.       Fungsi kelompok sebagai vehicle/wahana dari sosialisasi dan pelatihan
Para tenaga kerja baru dapat dikumpulkan dalam satu kelompok untuk diberi pelatikan orientasi untuk dapat mempercepat dan memperlancar proses sosialisasi. Pelatihan akan keterampilan tertntu juga dapat lebih cermat, tepat dan murah bila dilakukan dalam kelompok.
f.        Fungsi kelompok sebagai penghubung atau coordinator utama antar beberapa departemen
Untuk meghindari perpecahan atau konflik dan untuk memelihara upaya koordinasi antar bagian maka dibentuk kelompok yang dapat mewakili berbagai bagian yang memiliki saling ketergantungan.


2.                  Interaksi antar anggota kelompok
Organisasi industri terdiri dari sejumlah kelompok kerja yang saling berkaitan dalam suatu tata tingkat tertentu. Setiap kelompok kerja terdiri dari sejumlah tenaga kerja yang saling ketergantungan. Namun derajat pengaruh dan ketergantungan antar tenaga kerja tidaklah selalu sama.  Dalam organisasi industri, kelompok kerja dengan derajat intensitas interaksi antaranggota kelompok yang berbeda-beda.
Kelompok kerja yang didasarkan pada sifat dan intensitas  interaksi dapat dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu:
a.                  Kelompok interaktif
Pada kelompok ini, para anggotanya saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Tindakan mereka perlu dikerjakan dan disusun bersama untuk dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan baik. Kalu kerjasama berjalan dengan baik dalam kelompok, maka kelompok dapat dikatakan merupakan satu tim. Contohnya: tim sepak bola, tim bedah dll.
b.                  Kelompok koaktif
Anggota kelompok ini bekerja sama dalam melaksanakan tugas kelompok, tapi masing-masing anggota dapat melaksanakan tugasnya masing-masing secara mandiri tidak salaing ketergantungan. Hubungan ketergantungan pada kelompok ini terlihat pada kenyataan bahwa kelancaran dlam pelaksanaan tugas masing-masing mempengaruhi hasil dari keseluruhan kelompok, dan mempengaruhi hasil tercapainya sasaran kelompok kerja. Jika salah satu anggota kurang berhasil menjalankan tugasnya maka hasil yang akan dicapai akan kurang optimal.
Pada kelompok ini, intensitas interaksi tidak tinggi dan cenderung rendah karena corak tugas dalam kelompok ini tidak mengharuskan para anggotanya untuk behubungan lebih intens.
c.       Kelompok konteraktif
Kelompok ini merupakan kelompok sementara yang terbentuk karena terjadi pertentangan atau beda pendapat antar kelompok. Kelompok ini terdiri dari perwakilan kelompok yang berbeda pendapat.

3.                  Gejala-gejala yang akan timbul dalam proses berkelompok
Dalam proses kelompok, dimana para anggota kelompok kerja berinteraksi dan dimana kelompok melaksanakan fungsinya, maka dapat kita temukan timbulnya gejala-gejala di dalamnya, yaitu:
  1. konformisme
Dalam interaksi antaranggota kelompok, tanpa disadari mereka mengikuti pola-pola perilaku tertentu yang berlaku umum pada organisasi kerjanya dan pola perilaku yang lebih khas berlaku dalam kelompok kerjanya, yang tumbuh karena interaksi selama jangka waktu yang lama.
Fungsi kelompok bagi anggota antara lain ialah sebagai pemenuh kebutuhan akan afiliasi. Kita akan berusaha berprilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Keinginan ini akan berkembang menjadi kita kan mengikuti apa yang oleh mayoritas anggota diterima sebagai benar, agar kita tidak dikucilkan. kita akan berusaha menjadi konformis atau tidak berbeda dengan dari anggota lain. dorongan demikian tidak hanya datang dari kita tetapi dari anggota lainnya berupa tekanan-tekanan dari anggota dan dari kelompok.
  1. kelekatan
Setiap kelompok kerja memiliki sasaran yang harus dicapai. Sasaran kelompok belum tentu dapat diterima sepenuhnya oleh para anggota kelompoknya. Tinggi rendahnya kesepakatan para anggota terhadap sasaran kelompok lainnya menunjukkan derajat kelekatan kelompok.
Factor-faktor yang ikut menunjang derajat kelekatan antar anggota dapat dilihat dari beberapa factor yaitu: lamanya waktu berada bersama dalam kelompok, parahnya masa awal (makin sulit seseorang masuk kedalam kelompok kerja sebagai anggota, maka akan semakin lekat pada kelompoknya), besarnya kelompok ( makin besar kelompoknya, makin sulit terjadi komunikasi yang intens antar anggota kelompok, maka makin kurang lekat kelompoknya), ancaman dari luar ( kelekatan akan bertambah erat bila terjadi ancaman dari luar), keberhasilan di masa lalu ( setiap orang menyenangi seseorang pemenang, jika stu kelompok kerja memiliki sejarah yang gemilang, maka terbentuknya sebuah daya tarik bagi anggota baru maka kelekatan kelompok tetap tinggi)
  1. Sinergi
Dalam proses pengambilan keputusan dalam kelompok timbul gejala bahwa keputusan yang diambil kelompok merupakan keputusan yang lebih baik dari keputusan yang diambil oleh setiap anggota kelompok tersendiri. Gejala ini yang dinamakan sinergi
Sinergi terjadi karena diskusi dalam kelompok menimbulkan lebih banyak alternative dari jumlah orangnya, cenderung untuk mengeliminasi sumbangan gagasan yang kurang bermutu, mengurangi nilai kesalahan dan menunjang pemikiran kreatif. Ini artinya bahwa kelompok pada umumnya lebih baik daripada perorangan dalam situasi dimana diutamakan kecermatan dan dimana waktu cukup banyak.
Sinergi terjadi bila anggota kelompok memberikan data yang mereka miliki sehingga jumlah data yang terkumpul lebih banyak dari data yang kita miliki sendiri. Sselain itu perlu dilakukan pembahasan tentang kelemahan dan kekuatan dari amsing-masing alternative keputusan.
  1. groupthink
Suatu gejala yang merupakan kelemahan kelompok  yang terlalu lekat ialah bahwa kecakapan pengambilan keputusan mereka dapat secara mendadakn berkurang. Anggota kelompok yang memiliki pandangan yang menyimpang ditekan dengan beberapa macam cara untuk menyetujui dengan pandangan mayoritas.
Untuk mencegah timbulnya rasa berfikir kelompok, maka pengecekan dari asumsi ditunjang dan digalakkan. Pemimpin harus berperan aktif jika kelompok berdiam diri dan seolah-olah menyetujui.
  1. polarisasi kelompok
polarisasi kelompok merupakan sebuah gejala lain dari pengambilan keputusan ialah adanya penggeseran keputusan yang menuju kepada keputusan yang ekstrim, yaitu keputusan yang beresiko tinggi (derajat resiko dari keputusan kelompok lebih tinggi dari derajat resiko yang berani diambil oleh setiap kelompoknya) atau keputusan yang sangat rendah derajat resikonya (memiliki derajat yang lebih rendah dari derajat resiko yang dapat diambil oleh para anggotanya




Tidak ada komentar:

Posting Komentar