AAA

Doa kan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah saat ini, dan ulurkan tanganmu untuk meringankan beban mereka.

Jumat, 10 Desember 2010

PIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

Pengertian psikologi industri dan organisasi
Sebelum kita membahas pengertian psikologi industri dan organisasi kita harus tahu bahwa psikologi industri dan organisasi merupakan hasil perkembangan psikologi umum, psikologi eksperimen, dan psikologi diferensial.

  1. psikologi sebagai ilmu
Psikologi sebagai ilmu mulai dikenal kan di Indonesia sebelum PD II melalui lembaga-lembaga pendidikan. Perkembangan psikologi di Indonesia terutama, khususnya psikologi industri dan organisasi, masih sangat dipengaruhi oleh perkembangan psikologi di Negara- Negara barat, terutama AS. Pendirian laboratorium psikologi pertama pada tahun 1875 di Leipzig, Jerman oleh Wilhelm Wundt, merupakan titik awal perkembangan psikologi sebagai ilmu.
Ilmu tersebut berusaha memberikan penjelasan tentang kejadian-kejadian di alam, sedangkan metode ilmiah bertujuan untuk memaksimalkan objektivitas dari temuan yang dilaporkan. Penjelasan ilmiah lebih merupakan fakta empiric daripada spekulasi, lebih merupakan data objektivitas dari pada pandangan. Ilmu berhubungan fakta-fakta yang dapat diobserfasi, dilihat, didengar, dirasakan, diukur dan dilaporkan.

  1. psikologi diferensial
disamping psikologi umum yang perkembangannya didasari temuan-temuan eksperimen dan penelitian, berkembanglah psikologi diferensial atau psikologi khusus. William Stern dari jerman, memberikan dasar yang kuat pada psikologi diferensial dalam bukunya Die Differentielle psychologie tahun 1900. melalui psikologi khusus ini berkembanglah psychotehniek yang kemudian dikenal dengan nama psikometri yaitu cabang dari psikologi yang berupaya mempelajari dan mengukur gejala-gejala psikis yang khas dari dari seseorang. Cabang psikologi ini menekankan keunikan seseorang, menekankan adanya perbedaan antara manusia. Perbedaan manusia itu diupayakan dapat diukur dengan menggunakan alat-alat ukur yang kemudian dikenal dengan tes psikologik. Mulanya tes ini dikembangkan pada permulaan abad ke 20 untuk mengukur intelegensi dan kemampuan mental lainnya. Setelah perang dunia I psikometri berkembang dengan sangat pesat. Tes-tes psikologik mulai digunakan dalam seleksi tenaga kerja oleh perusahaan. Dan dewasa ini tes-tes psikologik selain digunakan untuk seleksi tenaga kerja juga digunakan untuk penyuluhan dan bimbingan kejuruan dalam rangka rehabilitasi (jika tenaga kerja mengalami cacat dalam pekerjaan dan harus pindah kerja) dan pengembangan karir tenaga kerja (mutasi dan promosi).

  1. psikologi industri dan organisasi di Indonesia
Psikologi sebagai ilmu baru dikenal dan dikembangkan di Indonesia sekitar tahun 1950-an. Perkembangan psikologi industri dan organisasi tidak berlangsung tanpa masalah. Psikologi industri yang telah maju di Negara-negara Barat memberikan bahan pengetahuan yang banyak kepada Indonesia. Hasil penelitian, teori yang berkembang, metode dan peralatannya yang canggih tersedia bagi Indonesia untuk digunakan. Disatu pihak Indonesia beruntung karna tidak perlu lagi bersusah payah untuk mendapatkan temuan-temuan guna menunjang berkembangnya teori, karna ada teori, aturan dan prinsip psikologi yang berlaku secara universal tetapi dilain pihak Indonesia harus cermat mengenali teori, aturan dan prinsip psikologi mana yang lebih diperlukan bagi masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Masalah lain yang dihadapi Indonesia adalah peluang yang terbatas untuk mengembangkan psikologi industri dan organisasi. Faktor utama yang membatasi peluang adalah dana, tenaga peneliti dan penerap yang kurang (kesediaan dan kesiapan sarjana psikologi untuk mengadakan penelitian sangat kurang dan kesiapannya untuk bekerja menerapkan psikologi dibidang pelatihan dan pengembangan tenaga kerja dan dibidang organisasi masih sedikit jumlahnya), dan kesediaan dan kemampuan perusahaan untuk menggunakan jasa-jasa psikolog masih terbatas. Secara umum dapat dikatakan bahwa kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan psikologi dan industri di Indonesia sebagai ilmu telah dikenal dan dipahami, tetapi pelaksanaannya belum dapat dilakukan sepenuhnya.

Pengertian psikologi Industri dan Organisasi
            Sejak Perang Dunia Ke II psikologi industri dan organisasi berkembang menjadi ilmu mandiri. Psikologi industri dan organisasi melaksanakan penelitian ilmiah dalam upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar tentang manusia dan organisasi dan juga organisasi itu sendiri. Disamping itu psikologi industri dan organisasi juga menerapkan apa yang telah ditemukan (howell dan Dipboye, 1982). Segi penerapan dari psikologi industri dan organisasi dapat menimbulkan berbagai macam tafsiran antara lain bahwa psikologi bermanfaat bagi manajemen, bagi pimpinan dan pemilik prusahaan dan merugikan para tenaga kerja dan konsumen.
            Psikologi industri dan organisasi merupakan satu keseluruhan pengetahuan yang berisi fakta, aturan dan prinsip-prinsip tentang prilaku manusia pada pekerjaan. Psikologi industri dan organisasi adalah ilmu yang mempelajari prilaku manusia:
a.       dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen
b.      baik secara perorangan maupun secara kelompok, dengan maksud agar temuannya dapat diterapkan dalam industri dan organisasi untuk kepentingan dan kemanfaatan manusianya dan organisasinya.

Psikologi industri dan organisasi mempelajari prilaku manusia.
Yang dimaksud prilaku manusia ialah segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia, baik yang secara langsung dapat diamati, seperti berjalan, melompat, menulis, duduk, bicara, dll, maupun yang tidak dapat diamati secara langsung seperti berfikir, perasaan, motivasi, dsb. Para psikolog memusatkan perhatiannya kepada prilaku “terbuka”, yaitu yang dapat secara langsung diamati, untuk memahami dan menganalisis orang yang dikaji sedangkan prilaku tertutup dapat disimpulkan melalui ungkapannya dalam prilaku yang terbuka. Contohnya seseorang yang merasa bahagia mengungkapkan dirinya melalui ekspresi wajahnya, gerakan-gerakannya, dan prilakunya. Melalui observasi dari prilakunya yang terbuka, kita dapat menafsirkan tentang prilakunya yang tertutup.

a.      prilaku manusia dipelajari dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen
prilaku manusia dipelajari didalam lingkungan kerja, didalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Manusia dipelajari dalam interaksinya (hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi) dengan pekerjaannya, dengan lingkungan kerja fisiknya, dengan lingkungan sosialnya dipekerjaan. Jika sebagai tenaga kerja manusia menjadi anggota organisasi industrinya, maka sebagai konsumen manusia menjadi pengguna atau user dari produk atau jasa dari organisasi perusahaan.

b.      perilaku manusia dipelajari secara perorangan dan secara kelompok.
Dalam suatu organisasi industri, kita jumpai adanya berbagai unit kerja seperti divisi, bagian-bagian dan seksi. Dalam hubungan ini dipelajari sejauh mana dampak suatu kelompok atau unit kerja terhadap perilaku seseorang tenaga kerja dan sebaliknya, juga dipelajari sejauh mana struktur, pola dan jenis organisasi mempunyai pengaruh terhadap para tenaga kerjanya, terhadap sekelompok tenaga kerja dan terhadap seseorang tenaga kerja.

2. Wawasan psikologi industri dan organisasi
Psikologi organisasi dan industri semula dinamakan psikologi industri yang fungsi utamanya menerapkan ilmu psikologi di industri. Dengan berkembangnya psikologi industri, menjadi ilmu yang mandiri maka terjadi pula perubahan pada namanya yaitu psikologi industri dan organisasi. Yang dimaksudkan dengan organisasi disini ialah organisasi formal yang mencakup organisasi yang mencari keuntungan, yang memproduksi barang atau jasa (industri, perdagangan, biro akuntan, biro perjalanan, biro perbankan, dll) dan organisasi yang tujuan utamanya bukan mencari keuntungan (lembaga pendidikan, rumah sakit, badan-badan pemerintahan, dll).
Organisasi (industri) dapat kita pandang sebagai suatu system yang terbuka. Kast dan Rosenzweig 1974 mengartikan system sebagai suatu kesatuan keseluruhan yang terorganisasi, yang terdiri dari dua atau lebih bagian, komponen atau subsistem, yang saling tergantung yang dipisahkan dari subprosistem sebagai lingkungannya oleh batas-batas yang dapat ditemukenali.
Berrien  (dalam Dunnette, 1976) memberi batasan tentang system,
“system adalah suatu perangkat komponen (yang juga merupakan system) yang saling berinteraksi, yang dilingkupi oleh suatu batas yang menyeleksi macam dan banyaknya arus dari masukan ke dan keluaran dari system”.
Batasan system yang dikemukakan Berrien diatas menyangkut batasan fisik dan non fisik. Batasan system berarti batas seleksi dan pengendalian terhadap macam dan banyaknya arus dari masukan dan keluaran. Batasan melakukan seleksi dan control trhadap bahan mentah, informsi, mesin, peralatan, tenaga kerja dll yang masuk kedalam system industri.  Batas juga melakukan seleksi dan kendali terhadap produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh perusahaan dengan antara lain melakukan kegiatan pengendalian mutu, penelitian pasar, penelitian konsumen, pemasaran dll agar produknya diterima atau diserap oleh system lainnya.
Organisasi (industri) sebagai suatu system terdiri dari subsistem yaitu satuan kerja yang besar seperti divisi atau urusan. Satuan kerja yang besar ini terdiri dari satuan-satuan kerja yang lebih kecil (sub-subsistem), seperti bagian. Setiap bagian terdiri dari satuan kerja yang lebih kecil lagi, misalnya seksi. Demikian seterusnya sampai ke satuan kerja yang ditetapkan sebagai yang terkecil yaitu tenaga kerja.



Kita dapat  melihat model sederhana dari suatu organisasi industri dari suatu system.

Masukan
olahan
keluaran
Masukan ke system lain
Bahan mentah, informasi, peralatan, mesin, dana, manusia
Mengolah bahan mentah dan informasi dengan mesin dan peralatan lainnya dengan dana yang ada oleh tenaga kerja pelaksana dan pengelola
Produk berupa barang, jasa kondisidari peralatan mesin, dana, manusia
Produk: barang, jasa
1. seleksi dan penempatan tenaga kerja
2. pelatihan dan pengembangan.
3. kondisi kerja dan psikologi kerekayasaan.
4. kepemimpinan dlm perusahaan
5. organisasi dan klp kerja
6. pengembangan dan budaya organisasi.
7. penimbangan karya
8. motivasi kerja
9.kepuasan kerja
10. stress dan keselamatan kerja
11.perilaku konsumen
Penjelasan:
Organisasi industri sebagai suatu system berada dalam proses pertukaran yang sambung menyangmbung dengan lingkungannya (dengan system lainnya atau dengan suprasistemnya). Ia merupakan system terbuka, artinya menerima suatu dari dan melepas suatu kepada system lainnya.
Organisasi industri menerima dari system lainnya masukan tertentu, seperti: bahan baku, informasi, peralatan, mesin, tenaga kerja. Dan sebaliknya ia menghasilkan produk (menghasilkan barang dan jasa) yang dilepas, disalurkan dan diterima oleh system lainnya. Proses tukar menukar ini akan berjalan secara terus menerus tanpa ada hentinya jika organisasi industri ini terus berjalan atau berhasil. Tapi jika keluarannya tidak diserap atau ditolak oleh system lain, maka system lama kelamaan akan berhenti eksistensinya atau bangkrut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar