AAA

Doa kan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah saat ini, dan ulurkan tanganmu untuk meringankan beban mereka.

Jumat, 10 Desember 2010

KELOMPOK SOSIAL


  1. Pengertian Kelompok
Beberapa pendapat tentang definisi kelompok yang dikemukakan para ahli, yaitu:
  1. Sheriff And Sheriff (1956) menyatakan bahwa:
Kelompok adalah suatu unit social yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi social yang cukup intensif dan teratur, sehingga diantar individu itu sudah terdapat pembagian tugas, stuktur, dan norma-norma tertentu yang khas bagi kelompok tersebut.
Kelompok disini mempunyai sifat saling ketergantungan diantara anggota kelompok sehingga membentuk pola tertentu yang mengikat satu sama lain dan tiap-tiap anggota mengakui dan mentaati norma-norma, nilai-nilai, serta pedoman-pedoman tingkah laku yang berlaku dalam kelompok itu.
  1. Roland Freedman Cs
Kelompok adalah organisasi terdiri atas dua atau lebih individu yang tergantung oleh ikatan-ikatan suatu system ukuran-ukuran kelakuan yang diterima dan disetujui oleh semua anggotanya.
           
            Untuk menamakan sebuah kelompok sosial diperlukan beberapa persyaratan antara lain:
ü  kesadaran berkelompok, setiap anggota kelompok tersebut harus sadar, bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
ü  Interaksi sosial, ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain.
ü  Organisasi sosial, terdapat suatu struktur organisasi dan suatu factor, yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan diantara mereka bertambah erat. Factor tadi merupakan nasib yang sama, dll.

  1. Ciri-Ciri Kelompok Sosial
Kelompok sosial dapat digolongkan ke dalam bermacam-macam jenis. Charles H. cooly membedakan kelompok berdasarkan susunan dan organisasi yaitu primery group (kelompok primer) dan secondary group (kelompok sekunder)

  1. 1.  ciri-ciri kelompok primer
1)      dalam kelompok primer terdapat interaksi social yang lebih erat antara anggotanya. Dalam kelompok itu ada hubungan yang benar-benar kenal satu sama lain. Kelompok ini disebut juga dengan face to face group.
2)      Hubungannya bersifat irrasional dan tidak didasarkan atas pamrih. Contoh:  keluarga, kelompok belajar, kelompok sepermainan.
Sifat interaksi dalam kelompok-kelompok ini kebanyakan bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.

2.                                                            2.  cirri-ciri kelompok sekunder
1)      kelompok ini terbentuk atas dasar kesadaran dan kemauan dari para anggotanya. Hubungan lebih bersifat formal dan kurang bersifat kekeluargaan
2)      peranan atau fungsi kelompok sekunder dalam kehidupan manusia adalah untuk mencapai salah satu tujuan tertentu dalam masyarakat dengan bersama, secara objeck dan rasional contohnya parpol, perhimpunan.

Disamping kedua kelompok di atas, juga ada sebuah kelompok yang disebut dengan massa society. Kebanyakan kelompok ini berasal dari kelompok sekunder yang mengalami perkembangan lebih hebat.
 Cirri-ciri dari kelompok ini adalah :.
ü  Rasional, hubungan satu sama lain berdasarkan perhitungan untung rugi. Akibatnya hubungan ini menjadi alat pemuas kebutuhan saja.
ü  Adanya spesialisasi peranan yang sangat ekstrim contohnya, dokter tidak boleh mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang lain.
ü  Timbul perasaan kurang tentram dan kurang erat hubungan antara anggotanya.

2.      3. Hubungan in-group dan out-group
            Dalam hubungan ini terdapat dua proses hubungan yang keduanya bersifat sosial yaitu
Ø  Bersifat cooperation
terjadi karena adanya kerja sama yang disebabkan adanya faktor yang menunjukkan kesamaan yang memungkinkan anggota yang satu membantu anggota yang lain. Didalam tujuan perlu dibedakan adanya tujuan akhir dan tujuan sementara. Mungkin dua kelompok yang tujuan akhirnya tidak sama, tetapi tujuan sementaranya sama maka dapat terjadi cooperation. Contohnya koalisi parpol.
Ø  Bersifat opposition
Hal ini dapat bersifat konflik dan kompetisi. Didalam konflik, individu atau kelompok yang bersangkutan ada kontak hubungan langsung dengan pihak lawan, dan lawan adalah merupakan hal yang utama baginya. Sebab selama lawan ini belum bisa dihancurkan, maka tidak mungkin tujuan individu atau kelompok itu bisa berjalan.  Contohnya dua orang pemuda yang memperebutkan seorang gadis.
Berbeda dengan konflik, kompetisi disini tidak perlu adanya hubungan langsung dengan pihak lawan. Tujuan utama dari masing-masing individu atau kelompok adalah untuk mencapai hasil yang ingin dicapai. Contoh, dua orang pemuda yang sama-sama berusaha untuk mencapai gelar kesarjanaan.

3.                                                            Norma-Norma Kelompok Dan Norma-Norma Sosial
  1. Timbulnya Kelompok
Kelompok terbentuk karena adanya komunikasi. Terjadi komunikasi antara individu satu dengan yang lain, karena sama-sama mempunyai motiv dan tujuan. Suatu kelompok yang telah terbentuk cenderung untuk memiliki ciri-ciri tertentu mereka akan mengembangkan suatu struktur yang mengatur hubungan dan kedudukan masing-masing anggota di dalam kelompok.
Keinginan orang untuk bergabung atau berkelompok, dapat diterangkan dengan teori nilai tukar social yang dikemukakan oleh Thilbhut dan Kelley. Orang cenderung senang berkelompok berkaitan dengan kesenangan yang diperoleh dan kerugian atau biaya yang harus dikeluarkan. Contohnya, Seorang mahasiswa yang berpartisipasi dalam kelompok akan memperoleh sejumlah kesenangan yaitu senda gurau, diskusi, saling membantu, dll. Sedangkan kerugiannya berupa waktu, tenaga, jasa, dll bukan berupa uang.
Makin maju keadaan masyarakat maka makin banyak terbentuk kelompok. Sehingga seseorang individu tidak hanya tergantung dalam atau terikat dalam suatu kelompok saja tetapi individu dapat menjadi anggota dari berbagai kelompok yang disebut dengan multiple group membership. Jadi makin maju suatu masyarakat, makin kompleks keadaannya, makin banya kebutuhan yang dituntut, timbullah berbagai kelompok yang menampung berbagai spesialisasi kebutuhan. Yang masing-masing kelompok memiliki isi dan tujuannya sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
  1. Proses Pembentukan Kelompok
Proses pembentukan kelompok adalah suatu proses keadaan yang dialami oleh seseorang dengan alasan untuk mengelompokkan dirinya dengan sesamanya untuk mencapai suatu tujuan bersama, dan tujuan itu tidak mungkin bisa dicapai sendiri-sendiri dalam usahanya.
  1. Dasar-Dasar Pembentukan Kelompok
Ada beberapa klasifikasi dasar pembentukan kelompok, yaitu
ü  Dasar Psikologis.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia itu baru mungkin terjadi didalam hubungan social karna didalam hubungan social akan terjadi interaksi social yang mempunyai hubungan timbale balik dan saling mempengaruhi antara individu dan kelompoknya dan sebaliknya.
ü  Dasar pedagogis
Dengan terbentuknya kelompok dapat ditingkatkan taraf perkembangan, kepribadian seseorang, misalnya rasa malu menjadi berani, sifat malas menjadi rajin akibat disiplin kelompok yang terlatih. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam kelompok akan mudah ditemukan alat pendidikan yang digunakan untuk mengembangkan anggota sebagai pribadi atau sebagai anggota masyarakat.
ü  Dasar didaktis
Kelompok juga memiliki nilai didaktis, yang digunakan sebagai alat untuk menjadi perantara, penyampaian materi baru kepada anggota dan melalui kerja kelompok anggota dapat mengetahui sebuah materi dengan jalan diskusi, soal jawab secara singkat, melengkapi dll.

3.1. Norma kelompok
Norma kelompok ialah norma-norma tingkah laku yang khas antara anggota-anggota kelompok, dengan kata lain norma merupakan pedoman-pedoman untuk tingkah laku individu.
Dalam kelompok resmi, norma tingkah laku biasanya sudah tercantum dalam anggaran rumah tangga atau anggaran dasarnya. Bahkan norma-norma tingkah laku anggota suatu Negara telah tertulis didalam undang-undang atau buku hokum pidana dll. Apabila dalam suatu kelompok terdapat penghargaan-penghargaan dan hokum-hukum tertentu atas bermacam-macam tingkah laku, maka sudah dapat disimpulkan bahwa dalam kelompok itu terdapat norma-normanya walaupun kadang-kadang norma tersebut tidak secara tertulis.

            3.2. Pembentukan Norma Sosial
Norma sosial adalah patokan umum mengenai tingkah laku dan sikap individu anggota kelompok yang dikehendaki oleh kelompok mengenai bermacam-macam hal yang berhubungan dengan kehidupan kelompok yang melahirkan norma-norma tersebut. Norma social merupakan interaksi dari kelompok, maka norma social sebenarnya sama dengan norma kelompok.
 Macam-macam norma social, dapat dibagi menjadi 4 yaitu
1.      norma kelaziman (volkways), yaitu norma-norma yang diikuti tanpa ada piker panjang melainkan hanya didasarkan atas tradisi. Pada umumnya orang yang menyimpang dari kelaziman dianggap sinting, aneh, diejek, dll.
2.      norma kesusilaan (mores). Kesusilaan ini biasanya dihubungkan dengan keagamaan. Orang yang melanggar norma ini akan disingkirkan oleh masyarakat dan menjadi buah mulut masyarakat.
3.      Norma hukum, norma ini ada 2 macam yang tertulis (hokum pidana perdata) yang tidak tertulis (hokum adat). Hokum ini pada umumnya lebih bersifat irasional atas kepentingan masyarakat.
4.      mode atau fasion. Perbuatan ini biasanya dilakukan dengan tiru-tiru atau iseng saja. Mode ini sangat cepat berkembang dalam masyarakat. Pada dasarnya orang mengikuti mode untuk mempertinggi gengsinya.

Norma ini lah yang mengikuti kesatuan kelompok. Tiap-tiap anggota kelompok mengakui, dan mentaati bersama setiap norma sosialnya. Perasaan satu kelompok atau ingroup didasari adanya perasaan pengakuan satu norma yang sama. Antara kelompok yang satu dengan yang lain berbeda dalam hal norma sosialnya.
Perbedaan norma sosial antara kelompok yang satu dengan yang lain dapat disebabkan karna factor:
  1. perbedaan geografis atau tempat tinggal: orang pantai, pegunungan, kota, desa.
  2. perbedaan status social: pedagang, pegawai, petani.
  3. perbedaan tujuan kelompok: kelompok pelukis, olahraga, pengusaha, dll.

  1. Kohesi Kelompok (Perasaan Bersama Dalam Kelompok)
Leon Festinger memberikan definisi
“Kohesi kelompok sebagai kekuatan yang memelihara dan menjaga anggota dalam kelompok”. Manusia masuk ke dalam kelompok dengan berbagai alasan misalnya, karna masalah biaya, persaingan dalam hal permintaan barang dan juga waktu, perubahan di dalam cirri keanggotaan misalnya:  usia, perubahan dalam aktivitas dan tujuan dalam kelompok. Untuk mengukurnya ini sering digunakan suatu cara atau pendekatan yang disebut: Sosiometri.
Sosiometri ini dikemukakan oleh jacop Moreno 1934. bentuk sosiometri ini mengukur kekuatan menarik dan menolak yang mengikat dan membagi-bagi individu dalam kelompok. Sehingga didalam menggunakan sosiometri ini seseorang peneliti akan menanyakan secara individual terhadap anggota kelompok.
Kepada siapa mereka suka: bekerja, berlibur, dll. Jawaban dari penggambaran pertanyaan-pertanyaan diatas dikenal dengan nama sosiogram. Dengan mengamati sosiogram seorang peneliti dapat memiliki gambaran tentang struktur dan dinamika kelompok.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar