Definisi Prasangka Sosial
Beberapa ahli meninjau definisi prasangka sosial dari beberapa sudut pandang, yaitu:
a. Kimball Young
Prasangka sosial adalah mempunyai cirri khas pertentangan antar keompok yang ditandai oleh kuatnya in group dan out group
b. Sherif and Sherif
Prasangka Sosial adalah suatu sikap negative para anggota suatu kelompok, berasal dari norma mereka yang pasti, kepada kelompok lain berserta anggotanya.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat kita simpulkan bahwa
“Prasangka sosial adalah suatu sikap negative yang diperlihatkan oleh individu atau kelompok terhadap individu lain atau kelompok lain.”
- Penyebab timbulnya prasangka
1) Orang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam
Dalam berusaha, seseorang mengalami sebuah kegagalan. penyebab dari kegagalan tersebut tidak dicari pada dirinya sendiri tetapi pada orang lain. orang lain yang dijadikan kambing hitam penyebab kegagalan.
2) orang berprasangka karena ia memang sudah dipersiapkan di dalam lingkungannya atau kelompoknya untuk berprasangka.
contohnya: seorang anak amerika dilahirkan keluarga yang sudah menganut suatu norma tertentu bahwa orang negro itu pemalas, bodoh, tidak tau kesopanan, dll. anggapan itu sudah tertanam pada sang anak sampai ia dewasa. jdi tidak mustahil bahwa anak-anak kulit putih telah berprasangka kepada orang negro, meskipun mereka belum berinteraksi sam sekali dengan mereka.
3) prasangka timbul karena adanya perbedaan, dimana perbedaan ini menimbulkan sebuah perasaan superioritas.
Perbedaan disini meliputi:
a. perbedaan fisik/biologis, ras. contoh: AS dan Negro
b. perbedaan lingkungan/ geografis. contoh: orang kota dan orang desa
c. perbedaan kekayaan. contoh: orang kaya dan miskin
d. perbedaan status sosial. contoh: majikan dan buruh
e. perbedaan kepercayaan/ agama
f. perbedaan norma sosial
4) Prasangka timbul karena kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan
Contohnya:” bangsa yang dijajah dengan bangsa penjajah. kesan dengan bangsa yang dijajah ialah bahwa penjajah itu kejam, mengahruskan kerja paksa, merampas kebebasan dll.
5) Prasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum atau kebiasaan di dalam lingkungan tertentu.
misalnya: orang selalu berprasangka terhadap status ibu tiri atau anak tiri.
- Terbentuknya Jarak Sosial
Pendapat lama menyatakan bahwa jarak sosial itu terbentuk oleh adanya sebuah pertentangan kelompok atau konflik kelompok yang berkembang dan ini tidak dapat dihindari, karena lingkungan budaya yang berbeda. ada suatu kecenderungan para anggota suatu kelompok menilai lain dengan norma atau ukuran yang terdapat di dalam kelompoknya sendiri.
1) Jarak sosial muncul berasal dari kelompok mayoritas. norma jarak sosial dihenbuskan dari kelompok yang mendominasi sesuai dengan status dan sudut pandangannya.
2) Jarak sosial dalam suatu masyarakat hanya terdapat pada masyarakat yang heterogen yang didalamnya terdapat kelompok-kelompok yang memiliki fungsi yang berbeda-beda
3) adanya rasa keunggulan kelompok atas kelompok yang lain atau superioritas. rasa superioritas ini bisa bersumber dari agama, geografis,warna kulit dll. dalam hal ini anggota kelompok yang satu merasa anggota kelompok yang lain jauh di bawah mereka.
- Usaha mengurangi Prasangka Sosial
Usaha mengurangi prasangka sosial dapat dibedakan menajdi dua cara, yaitu:
1) Usaha Preventif, ini berupa usaha jangan sampai orang atau kelompok berprasangka/ terkena prasangka. usaha itu dengan cara menciptakan rasa damai, tentram dan berlapang dada dalam pergaulan walaupun banyak perbedaan di dalam lingkungan sekitar. kita harus memahami perbedaan bukan berarti pertentanga. Memperpendek jarak sosial agar tidak sempat menimbulkan prasangka sosial. usaha ini terutama harus dilakukan oleh orang tua terhadap anak, guru terhadap peserta didik, masyarakat dan media massa .
2) Usaha Curatif, usaha menyembuhkan orang yang sudah terkena prasangka. usaha ini berupa usaha penyadaran. Karen bila tidak dilakukan usaha penyadaran, prasangka terhadap suatu kelompok dapat dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok lain untuk mendapatkan keuntungan.
- Prasangka, Propaganda, desas-desus
5.1 Prasangka
Prasangka berkaitan erat dengan keyakinan. segala pengalaman yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu suku misalnya. suku dipandang/ ditafsirkannya dari segi keyakinan tersebut. Maka akibatnya orang tidak mau tahu terhadap kenyataan-kenyataan yang tidak sesuai dengan prasangka itu. jadi perubahan sikap mengenai prasangka mempunyai 3 ciri sebagai berikut:
a. adanya pembatasan tentang situasi dari segi pre-conseption (pandangan tertentu sebelumnya)
b. sikap yang demikian bertahan dengan kuatnya, artinya sikap tersebut berlangsung dalam waktu yang lama
c. tinjauan terhadap objek sikap yang menjurus ke arah yang negative, artinya kea rah yang tidak menyenangkan.
5.2 Propaganda
Dalam mengubah sikap seseorang yang berhubungan dengan ideology sering digunakan metod propaganda. Propaganda adalah alat untuk membuat orang lain menjadi yakin akan kebenaran suatu cita-cita. maksud utama sebuah propaganda adalah menarik perhatian dan mencari penganut untuk menjadi pembela dan pejuang agar cita-cita itu dapat tercapai.
Propaganda dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
- propaganda progressif, yaitu propaganda untuk menggantikan kondisi-kondisi dan ideology yang sudah ada dengan ideology yang baru. pokoknya perubahan yang lama menajdi yang baru.
- Propaganda Reaksioner, yaitu propaganda yang berwujud selalu mencegah perkembangan sosial dan timbulnya ideology baru dengan cara mengusahakan kembali ideology lama.
- Propaganda Konservatif, yaitu propaganda yang bersifat status quo, ialah selalu mempertahankan apa yang ada, jangan sampai berubah.
Ketiga propaganda tersebut biasanya terjadi dalam lapangan politik, sedang politik umumnya hanya mengakui 2 propaganda, yaitu propaganda progressif dan reaksionis.
Progressif dan Reaksioner | Konservatif (ststus quo) |
|
|
5.3 Desas-desus
Desas-desus dapat dianggap sebagai pemberitaan dengan lisan atau tulisan yang berlangsung dari orang ke orang lainnya. desas-desus dapat berupa hal yang negative karena bisa merugikan atau merusak nama seseorang tetapi juga dapat berdampak positif karena bisa menjunjung nama atau golongan tertentu.
Harus dibedakan antara desas-desus dengan berita biasa. desas-desus biasanya mempunyai daya penarik, dan biasanya membangkitkan perasaan-perasaan tertentu. sedangkan biasanya berita biasa kurang menarik perhatian.
Desas-desus dapat dibagi menjadi beberapa pembagian sesuai dengan sudut pandang mana para ahli melihat.
pembagian desas-desus atas dasar perasaan yang ditimbulkan oleh desas-desus, yaitu:
§ desas-desus yang menimbulkan kemarahan: adu domba antara rakyat dan pemimpin, desas-desus korupsi
§ desas-desus yang menimbulkan ketegangan: desas-desus tentang timbulnya penyakit menular, kekuatan musuh, dll
§ desas-desus sebagai pencerminan dari keinginan: dalam suasana gaji yang tidak dapat memenuhi kebutuhan, desas-desus gaji naik dll.
Objek desas-desus haruslah orang-orang atau sekelompok orang atau peristiwa yang pada massa itu dianggap penting. ini laha yang dimaksud dengan kepentingan. jadi makin penting objeknya, makin besarndinamika dari desas-desus itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar